Antarmuka TYPE-C adalah konektor simetris putar yang berisi 12 pin di setiap sisinya. Konektor ini dapat mendukung tegangan hingga 20V dan arus 5A. Dengan demikian, lightning memiliki delapan pin di setiap sisi yang juga mendukung penyambungan acak, dan bagian putih dirancang untuk mengisolasi pin satu sama lain. Logam terluar sebenarnya berfungsi sebagai kabel pentanahan, oleh karena itu, konektor lightning pada dasarnya mengadopsi desain 9-pin. 
Dalam pengisian daya dan transmisi data, Type-C relatif lebih unggul daripada lightning Apple, Pada prinsip keterampilan komunikasi pengisian daya, TYPE-C memiliki protokol pengisian daya PD daya tinggi, yang merupakan alasan mengapa antarmuka Type-C dapat mencapai pengisian cepat hingga 120W. Di sisi lain, antarmuka lightning hanya mendukung daya pengisian maksimum 18W yang mungkin memakan waktu sekitar dua jam untuk mengisi penuh iPhone melalui antarmuka ini. Periode ini dapat dipotong menjadi setengah dan bahkan lebih cepat untuk ponsel android dengan antarmuka Type-C. Sedangkan untuk transmisi data, mengingat antarmuka lightning masih menggunakan protokol USB 2.0 yang hanya memperoleh kecepatan tertinggi 480 Mbit/s, generasi pertama Type-C telah mengadopsi USB 3.1 dan saat ini, USB 3.2 juga tersedia dalam jenis antarmuka ini yang berarti bahwa Type-C secara teoritis dapat 40 kali lebih cepat daripada lightning. 
Kedua antarmuka tersebut juga berbeda dalam prinsip teknis. Lightning adalah standar khusus yang dibuat oleh Apple. Ia memiliki chip sertifikasi MFI BUILT-IN yang digunakan untuk menyaring apakah kabel pengisi daya tersebut telah diotorisasi oleh Apple. Jika produsen pihak ketiga ingin memproduksi kabel yang dapat digunakan, kabel tersebut harus disertifikasi oleh MFI dan membayar Apple untuk sertifikasi paten. Sedangkan antarmuka Type-C adalah standar yang terbuka dan bebas digunakan sehingga produsen pihak ketiga mana pun dapat memproduksi kabel data Type-C tanpa membayar biaya tertentu. 
Akan tetapi, antarmuka Tipe-C juga memiliki kekurangan, yang terpenting adalah biaya produksi yang tinggi dan masalah keamanan. Karena lingkungan Tipe-C yang terbuka, produk ini jauh lebih rentan terhadap peretas atau serangan daring daripada produk Apple yang memiliki sistem yang relatif tertutup dengan iOS atau aksesori Apple sendiri. Terlebih lagi, meskipun antarmuka Tipe-C mendukung hingga Protokol USB3.0, ini merupakan teknologi yang belum matang untuk transmisi data ponsel mengingat USB 3.0 akan mengganggu sinyal nirkabel 2,4GHz yang dapat memengaruhi kerja normal ponsel dan alat komunikasi lainnya. Dengan demikian, kecuali beberapa model kelas atas, sebagian besar ponsel android akan menghindari adopsi teknologi USB 3.0. 